Selasa, 01 April 2014

FanFiction Naruto - When I Meet You, I Already Falling in Love


Di salah satu kota kecil yang berada di Jepang, hiduplah seorang gadis yang bernama Hyuuga Hinata. Hinata adalah anak orang terkaya di kota kecil tersebut. Tapi, biarpun dia adalah anak orang kaya namun dia tetap rendah hati dan tidak sombong atas kekayaannya. Suatu hari, Hinata berencana untuk berjalan-jalan di Akihabara (Akihabara adalah pusat kota jepang).  Dia pun meminta ayahnya untuk mengantarnya ke sana, tapi ayahnya terlalu sibuk sehingga ayahnya menyuruh sopir untuk mengantar Hinata ke sana. Hinata terlihat sangat sedih karena sejak kecil ia tidak terlalu dekat dengan ayahnya maupun anggota keluarga lainnya karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Akhirnya, Hinata pergi ke Akihabara di antar oleh sopirnya.

Sesampainya disana, Hinata terkejut melihat barang-barang yang berada di sana dan berapa banyaknya orang yang berada disana.

“wahh, jadi ini yang namanya Akihabara !!” kata Hinata.

Ini pertama kalinya Hinata pergi ke Akihabara. Saat berada di sana Hinata terkagum-kagum melihat keramaian Akihabara, karena begitu senangnya, Hinata tidak sadar bahwa ia sudah terpisah dengan sopirnya. Dengan gelisah Hinata terus mencari-cari sopirnya, tapi tidak ketemu juga.  Melihat keadaan hinata yanng seperti itu beberapa preman datang dan menghampiri Hinata dan berkata

“hai gadis yang disana, apakah kau sendirian? Maukah kau menemani kami?”

Hinatapun menjawab dengan penuh ketakutan “tidak, a-aku ti-tidak sendirian kok, aku bersama dengan sopir  pribadiku”,

“terus di mana sopir pribadimu itu hahh?” tanya preman.

“aku se-sedang mencarinya sekarang”

“wahh, bagaimana kalau kami bantu? Ayo ikut kami!!! (menarik tangan hinata dengan kasar).

Pada saat itu pikiran Hinata pun menjadi kosong dan dia pun tidak tahu akan melakukan apa. Tapi, tiba-tiba seorang pria tampan datang dan menarik tangan preman itu dan berkata kepadanya

hey, jika kau laki-laki sejati jangan kasar kepada perempuan,” kata laki-laki itu kepada para preman.

“apa kau tidak apa-apa nona?” tanya laki-laki itu kepada Hinata.

“a-aku tidak apa-apa” jawab Hinata.

Karena Pria itu Hinata pun tertolong. Hinata ingin berterimakasih kepadanya tapi dia tidak tahu mau mengatakan apa. Hinata pun terdiam sejenah dan akhirnya dia berkata

“te-terimakasih telah me-menyelamatkanku”,

“sama-sama” jawab pria itu.

Saat itu Hinata merasakan perasaan yang aneh, dia pun bertanya-tanya dalam hatinya “perasaan apakah yang kurasakan ini? Apakah ini??” karena perasaan yang aneh itu Hinata pun tiba tiba bertanya kepada pria tersebut

“ mmmm, bisakah kamu memberitahukan namamu kepadaku?”

“ohh iyaa, aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Uzumaki Naruto kau bisa memanggilku Naruto. Namamu siapa ?” tanya Naruto.

“ohh, namaku Hyuuga Hinata, kau juga bisa memanggilku Hinata, senang bertemu denganmu”

“senang bertemu denganmu juga. Baiklah kalau begitu aku pergi dulu yaa. Semoga kita bertemu lagi”

“iya, semoga kita bertemu lagi” kata Hinata.

Setelah Naruto pergi Hinata pun menemukan sopirnya dan pulang ke rumah. Setiap harinya Hinata teringat terus akan Naruto pada waktu Makan, belajar, tidur bahkan waktu bangun tidur pun dia terus membayangkan wajah Naruto. Kakak Hinata menyadari kelakuan Hinata yang makin lama makin aneh, kakaknya pun bertanya :

Hinata, memangnya apa yang sedang kamu pikirkan? setiap hari kamu terus menerus melamun. Apakah kau sedang jatuh cinta?”,

“ja-jatuh cinta? Apa? Apa kakak bercanda? Aku nggak lagi jatuh cinta kok!” bantah Hinata.

Dua minggu kemudian, Hinata kembali berkunjung ke Akihabara dengan harapan bisa bertemu kembali dengan Naruto. Ternyata harapan Hinata terwujud, dia bertemu dengan Naruto di salah satu cafe yang berada disana. Naruto pun langsung menyapa Hinata dengan senyuman.

“yoo, kamu Hinata kan gadis yang waktu itu?!, kita kembali bertemu yaaa!” sapah Naruto.

“kamu masih mengingatku?” tanya Hinata.

“tentu saja! bagaimana bisa wajah se-cantik ini bisa kulupakan?” jawab Naruto.

Mendengar itu, wajah Hinata langsung berubah menjadi merah karena malunya. Naruto pun tersenyum melihat kelakuan Hinata yang imut menurutnya imut itu.

Naruto pun berkata kepada Hinata “mumpung kamu sudah di sini, kita jalan-jalan yukk!”

Hinata pun menjawab dengan penuh semangat “baiklah”.

Merekapun berjalan menyusuri pertokoan yang berada di Akihabara. Mereka tertawa bersama, tersenyum bersama, dan bahkan mereka pergi makan siang bersama. Hari pun mulai berlalu, bulan pun mulai menampakkkan dirinya. Hinata pun menjadi sedih karena dia tahu jika hari mulai gelap sopirnya akan mulai mencarinya. Dengan setengah hati Hinata pun berkata kepada kepada Naruto bahwa dia akan segera pulang karena takut orang tuanya akan memarahinya. Karena mendengar itu Naruto pun menawarkan Hinata untuk diantarkan pulang, tapi Hinata tidak mau di antar karena Hinata tidak ingin Naruto mengetahui bahwa ternyata Hinata itu orang kaya dan menjauhinya karena itu. Tiba-tiba HP Hinata berdering, seketika itu juga Hinata langsung pulang kerumahnya dan meninggalkan Naruto.

Sesampainya dirumah, Hinata disambut pelayan-pelayannya dan pelayannya langsung memberikannya baju ganti yaitu Yukata yang sangat indah. Hinata menjadi bingung dan bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi ? kenapa aku harus mengenakan yukata ini?, lalu kakak Hinata masuk ke kamarnya dan berkata dengan raut wajah yang setengah sedih.

“Hinata pakailah yukata itu”,

“Tapi, kenapa?” tanya Hinata.

Kakaknya pun menjawab “Ibu dan ayah ingin menjod-“

“Hinata~”

teriak kedua orangtuanya memanggilnya. Hinata pun segera keluar dari kamarnya meninggalkan kakaknya yang belum sempat menjawab pertanyaannya itu. Setibanya Hinata di ruang tamu, disitu terdapat seorang pria yang tidak dikenal Hinata. Kedua orangtua Hinatapun berkata

Hinata pria ini bernama Kiba, dia datang kesini untuk melamarmu. Ibu dan ayah telah menyetujui lamarannya itu, jadi, sekarang Kiba dan kamu bertunangan”.

Hinata kaget mendengar perkataan kedua orangtuannya itu. Hinatapun berkata :

“Tapi, ibu-ayah, aku tidak mencintainya, bahkan aku belum mengenalnya. Aku ingin bertunangan dengan orang yang kucintai ibu, ayah,”

“tidak Hinata, kamu harus mendengar perkataan orangtuamu jika tidak kau diusir dari rumah ini!” jawab ayahnya dengan amarah yang membara.

baiklah jika itu maunya ayah, lebih baik aku keluar dari rumah ini daripada menikah dengan orang yang tidak aku cintai”.

Setelah berkata seperti itu kepada ayahnya, Hinatapun langsung mengganti pakaiannya dan keluar dari rumah tanpa membawa apapun. Gelap pun mulai hilang, dingin angin luar merasuki tubuh Hinata yang bahkan tidak menggunakan mantel. Tiba-tiba kepala hinata menjadi sakit dan pandangan matanya menjadi kabur. Beberepa saat kemudian Hinata terbangun di pangkuan seorang pria. Ketika Hinata menyadari akan hal itu dia langsung terbangun. Ternyata pria tersebut adalah Naruto yang kebetulan lewat dan mengangkat Hinata yang pingsan ke pangkuannya untuk menghangatkannya.

“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Hinata,

“mestinya itu adalah perkataanku! Sedang apa kamu pagi-pagi begini berada di luar? Dan tidak menggunakan mantel pula! Kamu ingin mati apa ?” bentak Naruto dengan raut wajah yang sangat khawatir.

Dengan mata berlinang air mata, Hinata menjawab pertanyaan tersebut.

“aku diusir dari rumah” kata Hinata.

“kenapa kamu di usir dari rumah?” tanya Naruto,

aku diusir karena aku disuruh memilih, jika aku ingin tinggal, aku harus bertungangan dengan pria itu. Jika aku tidak ingin bertunangan dengan pria itu aku keluar dari rumah. Ayahku mungkin ingin menjodohkanku agar ayah bisa berinvenstasi dengan perusahaan pria itu dengan mudah, dan karena aku tidak ingin dijodohkan jadi aku memilih untuk diusir keluar dari rumah” jawab Hinata.

“ohhh, jadi begitu!” balas Naruto.

Setelah mendengar penjelasan Hinata, Naruto berusaha untuk menghiburnya.

“yosshaa, karna sekarang kamu tidak tahu mau kemana! Bagaimana kalau ke tempatku saja? Tanya Naruto.

“apakah boleh?”

“tentu saja”.


 Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Naruto. Sesampainya di rumah Naruto, tiba-tiba Hinata kembali pingsan. Ternyata Hinata terkena deman, deman yang sangat tinggi sehingga ia terlihat seperti orang yang sakit parah. Seketika itu juga Naruto menjadi panik dan tidak tahu harus melakukan apa. Karena kepanikannya itu, dia langsung menelepon temannya yang bernama Sakura yang belajar tentang pengobatan

“Halo? Sakura, bagaimana cara menurunkan panas orang yang sedang demam? Tanya naruto langsung pada intinya.

“hah? Kenapa pagi-pagi begini kamu meneleponku hanya untuk bertanya itu? Aku sibuk tahu!” jawab Sakura.

Sakura cepatlah katakan padaku caranya, ini keadaan darurat” kata Naruto.

“baiklah jika ini keadaan darurat. Naruto dengar baik-baik yang akan kukatakan dan lakukan dengan benar” kata Sakura.

Sakura pun menjelaskan kepada Naruto apa yang harus ia lakukan dan alat-alat apa saja yang akan dipakai. Beberapa jam kemudian Hinata terbangun dan melihat Naruto sedang tertidur di kursi di samping tempat tidur sambil menunggu Hinata untuk tebangun. Karena tidak ingin membangunkan Naruto dari tidurnya, Hinata pergi keluar diam-diam untuk mengambil udara segar. Setelah Hinata keluar, Naruto pun terbangun dan kaget melihat Hinata sudah tidak berada di kamar. Naruto langsung berlari keluar rumah untuk mencari Hinata, padahal Hinata hanya keluar untuk mencari udara segar. Ketika Naruto bertemu dengan Hinata, dia langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.

Hinatapun berkata “Na-Naruto, kamu kenapa?”

“Kamu tidak apa-apa? apakkah sudah tidak sakit lagi? Tanya Naruto khawatir.

“aku tidak apa-apa kok, tenang saja” jawab Hinata sambil membalas pelukan Naruto.

Mendengar bahwa Hinata baik-baik saja Naruto pun lega. Naruto pun mengajak Hinata kembali masuk karena keadaan Hinata belum pulih sepenuhnya. Dua hari pun berlalu selama Hinata tinggal di rumah Naruto. Entah kenapa sejak bangun di pagi hari Hinata memiliki perasaan buruk bahwa sore nanti akan terjadi kejadian yang tidak mengenakkan. Hinata pun berkata dalam hatinya kenapa dengan perasaan ini? Pertanda apakah ini? Dan juga kenapa ayah dan ibu tidak mencariku selama dua hari ini? Apakah mereka tidak menyayangiku?. Melihat kelakuan Hinata yang menjadi aneh Naruto bertanya kepada Hinata

“kamu kenapa? Apa ada yang salah?” tanya Naruto,

“nggak, aku nggak apa-apa kok, kamu nggak usah khawatir mending kamu pergi ke luar untuk membeli makanan kita untuk nanti malam” kata Hinata,

“baiklah, aku pergi dulu yahh” jawab Naruto.

Sore hari pun datang, Hinata semakin takut karena di rumah tidak ada siapa-siapa karena Naruto belum juga kembali dari supermarket. Karena lelah menunggu Hinatapun tertidur. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah Naruto dan mengetuk pintu rumah Naruto. Mendengar pintu rumah diketuk, Hinata pun bangun dan membukakan pintu tersebut karena Hinata mengira bahwa itu Naruto yang kembali dari supermarket. Dan ternyata, itu adalah ayah, ibu dan kakak-nya yang ingin membawanya pulang ke rumah.

“ayo Hinata kamu pulang sekarang!”  paksa ayahnya sambil menarik lengannya.

“aku tidak mau pulang, apa lagi kalau harus dijodohkan dengan pria yang bahkan tidak kukenal”  kata Hinata.

“tidak, pokoknya kamu harus pulang sekarang”  paksa ayahnya.

Ayahnya pun menyeret Hinata masuk ke mobil. Karena tidak mau masuk ke dalam mobil, Hinata pun memanggil nama Naruto dan meminta tolong.

“ NARUTOOO, tolong akuu !!!!” teriak Hinata kencang.

Naruto yang sudah berada di dekat rumah mendengar suara Hinata minta tolong langsung meninggalkan barang bawaannya dan berlari menujuh ke arah Hinata dan berkata :

“lepakan Hinata!”

“kau jangan ikut campur ini urusan keluarga, orang luar tidak ada hubungannya dengan ini”  bantah ayah Hinata.

“ini bukan tentang ada hubungannya atau tidak ada hubungannya, ini tentang perasaan anak anda. Anda tidak bisa memaksakan kehendak anda kepada anak anda. Apalagi dia ini anak perempuan, tidak bisakah perlakuan anda kepadanya diperlembut sedikit ?!” kata Naruto tegas.

“diam kau, kalau aku bilang kau tidak ada hubungannya maka kau jangan ikut campur urusan ini. Ini adalah masalah keluargaku jadi, orang luar diam saja! Ayah Hinata mempertegas perkataannya yang sebelumnya.

Karena kesal mendengar perkataan ayah Hinata kepada Naruto bahwa ia tidak memiliki hubungan apapun dengan kejadian itu, Naruto pun berteriak dengan suara kencang :

“tentu ada hubungannya denganku, karena selama ini aku-a-aku-AKU MENCINTAI HINATAAA!!!, jadi, sudah pasti ada hubungannya”.

Mendengar itu Hinata kaget dan bertanya kepada Naruto untuk memastikan jika perkataan Naruto yang tadi itu benar atau hanya omong kosong belaka.

“apakah itu benar bahwa kau mencintaiku, Naruto?” tanya Hinata.

“itu benar aku menyukaimu dari dulu, saat pertama kali aku melihatmu waktu kira-kira sebulan yang lalu aku langsung jatuh cinta padamu, itu adalah Cinta pada pandangan pertama.” Kata Naruto.

“jadi kau pernah melihatku sebelum kita berdua bertemu?” tanya Hinata,

“iya, aku melihatmu duduk di teras rumahmu, semenjak waktu itu aku selalu melihatmu berada di situ, saat itulah aku langsung jatuh cinta padamu, jadi tolong ayah dan ibu Hinata tolong restuilah hubunganku dengan Hinata jangan biarkan dia menikah dengan orang yang bahkan tidak dikenalnya, tolonglah” Naruto bermohon kepada kedua orangtua Hinata.

“iya, itu benar ibu, ayah, Hinata berhak memilih cintanya sendiri!” bela kakak Hinata mendukung perkataan Naruto.

Hinata pun ikut bermohon kepada kedua orang tuanya “ayah, ibu, tolonglah aku ingin bersama orang yang aku cintai dan mencintaiku” kata Hinata.

Melihat kedua anaknya bermohon tergeraklah hati kedua orang tua itu dan merekapun berkata :

“baiklah, kalian akan kami restui tapi, Naruto, kamu harus berjanji satu hal pada ku!” kata ibu Hinata,

”apa itu, ?”, tanya Naruto

“berjanjilah bahwa kau akan membahagiakan Hinata dan jangan biarkan dia mengeluarkan setetes air matapun untukmu jika kau melakukan sesuatu hal yang buruk!” tegas ibu Hinata.

“baiklah aku berjanji!” jawab Naruto.

“aku serahkan anakku ini padamu yahh, Naruto,!!”  kata ayah Hinata.

Setelah itu orang tua dan kakak Hinata pun kembali ke rumah. Naruto pun berkata sekali lagi kepada Hinata :

“HINATA, AKU MENCINTAIMU, MAUKAH KAU MENJADI PACARKU?” tanya Naruto.

Dengan air mata kebahagiaan yang mengalir, Hinata berkata :

“IYA, AKU MAU. Karna aku juga MENCINTAIMU, NARUTO”.

Mereka pun hidup bahagia selamanya.


Setelah kejadian itu, kedua orangtua Hinata meminta maaf kepada orangtua Kiba karena pertunangan Kiba dan Hinata dibatalkan. Dan karena itu juga hubungan Hinata dengan orangtuanya menjadi lebih dekat dan saling mengisi kekosongan pada waktu luang mereka.


‘The End’


Maaf jika ceritanya dan penulisan kata/kalimatnya tidak jelas. Maklum, ini FanFic pertama saya !!!


By : Desinta G.Wawointana

Inspirated from : Naruto Shippuudent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar