Di
salah satu kota kecil yang berada di Jepang, hiduplah seorang gadis yang
bernama Hyuuga Hinata. Hinata adalah anak orang terkaya di kota kecil tersebut.
Tapi, biarpun dia adalah anak orang kaya namun dia tetap rendah hati dan tidak
sombong atas kekayaannya. Suatu hari, Hinata berencana untuk berjalan-jalan di
Akihabara (Akihabara adalah pusat kota jepang).
Dia pun meminta ayahnya untuk mengantarnya ke sana, tapi ayahnya terlalu
sibuk sehingga ayahnya menyuruh sopir untuk mengantar Hinata ke sana. Hinata
terlihat sangat sedih karena sejak kecil ia tidak terlalu dekat dengan ayahnya
maupun anggota keluarga lainnya karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Akhirnya, Hinata pergi ke Akihabara di antar oleh sopirnya.
Sesampainya
disana, Hinata terkejut melihat barang-barang yang berada di sana dan berapa
banyaknya orang yang berada disana.
“wahh, jadi ini yang namanya
Akihabara !!” kata Hinata.
Ini
pertama kalinya Hinata pergi ke Akihabara. Saat berada di sana Hinata
terkagum-kagum melihat keramaian Akihabara, karena begitu senangnya, Hinata
tidak sadar bahwa ia sudah terpisah dengan sopirnya. Dengan gelisah Hinata
terus mencari-cari sopirnya, tapi tidak ketemu juga. Melihat keadaan hinata yanng seperti itu
beberapa preman datang dan menghampiri Hinata dan berkata
“hai gadis yang disana,
apakah kau sendirian? Maukah kau menemani kami?”
Hinatapun
menjawab dengan penuh ketakutan “tidak,
a-aku ti-tidak sendirian kok, aku bersama dengan sopir pribadiku”,
“terus di mana sopir
pribadimu itu hahh?” tanya
preman.
“aku se-sedang mencarinya
sekarang”
“wahh, bagaimana kalau kami
bantu? Ayo ikut kami!!!
(menarik tangan hinata dengan kasar).
Pada
saat itu pikiran Hinata pun menjadi kosong dan dia pun tidak tahu akan
melakukan apa. Tapi, tiba-tiba seorang pria tampan datang dan menarik tangan
preman itu dan berkata kepadanya
“hey, jika kau laki-laki sejati jangan kasar
kepada perempuan,” kata laki-laki itu kepada para preman.
“apa kau tidak apa-apa nona?” tanya laki-laki itu kepada Hinata.
“a-aku tidak apa-apa” jawab Hinata.
Karena
Pria itu Hinata pun tertolong. Hinata ingin berterimakasih kepadanya tapi dia
tidak tahu mau mengatakan apa. Hinata pun terdiam sejenah dan akhirnya dia
berkata
“te-terimakasih telah me-menyelamatkanku”,
“sama-sama” jawab pria itu.
Saat
itu Hinata merasakan perasaan yang aneh, dia pun bertanya-tanya dalam hatinya “perasaan apakah
yang kurasakan ini? Apakah ini??” karena perasaan yang aneh itu Hinata
pun tiba tiba bertanya kepada pria tersebut
“ mmmm, bisakah kamu
memberitahukan namamu kepadaku?”
“ohh iyaa, aku lupa
memperkenalkan diriku, namaku Uzumaki Naruto kau bisa memanggilku Naruto.
Namamu siapa ?” tanya
Naruto.
“ohh, namaku Hyuuga Hinata,
kau juga bisa memanggilku Hinata, senang bertemu denganmu”
“senang bertemu denganmu
juga. Baiklah kalau begitu aku pergi dulu yaa. Semoga kita bertemu lagi”
“iya, semoga kita bertemu
lagi” kata Hinata.
Setelah
Naruto pergi Hinata pun menemukan sopirnya dan pulang ke rumah. Setiap harinya
Hinata teringat terus akan Naruto pada waktu Makan, belajar, tidur bahkan waktu
bangun tidur pun dia terus membayangkan wajah Naruto. Kakak Hinata menyadari
kelakuan Hinata yang makin lama makin aneh, kakaknya pun bertanya :
“Hinata, memangnya apa yang sedang kamu
pikirkan? setiap hari kamu terus menerus melamun. Apakah kau sedang jatuh
cinta?”,
“ja-jatuh cinta? Apa? Apa
kakak bercanda? Aku nggak lagi jatuh cinta kok!” bantah Hinata.
Dua
minggu kemudian, Hinata kembali berkunjung ke Akihabara dengan harapan bisa
bertemu kembali dengan Naruto. Ternyata harapan Hinata terwujud, dia bertemu
dengan Naruto di salah satu cafe yang berada disana. Naruto pun langsung
menyapa Hinata dengan senyuman.
“yoo, kamu Hinata kan gadis
yang waktu itu?!, kita kembali bertemu yaaa!” sapah Naruto.
“kamu masih mengingatku?” tanya Hinata.
“tentu saja! bagaimana bisa
wajah se-cantik ini bisa kulupakan?”
jawab Naruto.
Mendengar
itu, wajah Hinata langsung berubah menjadi merah karena malunya. Naruto pun
tersenyum melihat kelakuan Hinata yang imut menurutnya imut itu.
Naruto
pun berkata kepada Hinata “mumpung kamu
sudah di sini, kita jalan-jalan yukk!”
Hinata
pun menjawab dengan penuh semangat “baiklah”.
Merekapun
berjalan menyusuri pertokoan yang berada di Akihabara. Mereka tertawa bersama,
tersenyum bersama, dan bahkan mereka pergi makan siang bersama. Hari pun mulai
berlalu, bulan pun mulai menampakkkan dirinya. Hinata pun menjadi sedih karena
dia tahu jika hari mulai gelap sopirnya akan mulai mencarinya. Dengan setengah
hati Hinata pun berkata kepada kepada Naruto bahwa dia akan segera pulang
karena takut orang tuanya akan memarahinya. Karena mendengar itu Naruto pun
menawarkan Hinata untuk diantarkan pulang, tapi Hinata tidak mau di antar
karena Hinata tidak ingin Naruto mengetahui bahwa ternyata Hinata itu orang kaya
dan menjauhinya karena itu. Tiba-tiba HP Hinata berdering, seketika itu juga Hinata
langsung pulang kerumahnya dan meninggalkan Naruto.
Sesampainya
dirumah, Hinata disambut pelayan-pelayannya dan pelayannya langsung
memberikannya baju ganti yaitu Yukata yang sangat indah. Hinata menjadi bingung
dan bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi ? kenapa aku harus mengenakan
yukata ini?, lalu kakak Hinata masuk ke kamarnya dan berkata dengan raut
wajah yang setengah sedih.
“Hinata pakailah yukata itu”,
“Tapi, kenapa?” tanya Hinata.
Kakaknya
pun menjawab “Ibu dan ayah ingin menjod-“
“Hinata~”
teriak
kedua orangtuanya memanggilnya. Hinata pun segera keluar dari kamarnya
meninggalkan kakaknya yang belum sempat menjawab pertanyaannya itu. Setibanya
Hinata di ruang tamu, disitu terdapat seorang pria yang tidak dikenal Hinata.
Kedua orangtua Hinatapun berkata
“Hinata pria ini bernama Kiba, dia datang
kesini untuk melamarmu. Ibu dan ayah telah menyetujui lamarannya itu, jadi,
sekarang Kiba dan kamu bertunangan”.
Hinata
kaget mendengar perkataan kedua orangtuannya itu. Hinatapun berkata :
“Tapi, ibu-ayah, aku tidak
mencintainya, bahkan aku belum mengenalnya. Aku ingin bertunangan dengan orang
yang kucintai ibu, ayah,”
“tidak Hinata, kamu harus
mendengar perkataan orangtuamu jika tidak kau diusir dari rumah ini!” jawab ayahnya dengan amarah yang membara.
“baiklah jika itu maunya ayah, lebih baik aku
keluar dari rumah ini daripada menikah dengan orang yang tidak aku cintai”.
Setelah
berkata seperti itu kepada ayahnya, Hinatapun langsung mengganti pakaiannya dan
keluar dari rumah tanpa membawa apapun. Gelap pun mulai hilang, dingin angin
luar merasuki tubuh Hinata yang bahkan tidak menggunakan mantel. Tiba-tiba kepala
hinata menjadi sakit dan pandangan matanya menjadi kabur. Beberepa saat
kemudian Hinata terbangun di pangkuan seorang pria. Ketika Hinata menyadari
akan hal itu dia langsung terbangun. Ternyata pria tersebut adalah Naruto yang
kebetulan lewat dan mengangkat Hinata yang pingsan ke pangkuannya untuk
menghangatkannya.
“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Hinata,
“mestinya itu adalah
perkataanku! Sedang apa kamu pagi-pagi begini berada di luar? Dan tidak
menggunakan mantel pula! Kamu ingin mati apa ?” bentak Naruto dengan raut wajah yang
sangat khawatir.
Dengan
mata berlinang air mata, Hinata menjawab pertanyaan tersebut.
“aku diusir dari rumah” kata Hinata.
“kenapa kamu di usir dari rumah?” tanya Naruto,
“aku diusir karena aku disuruh memilih, jika
aku ingin tinggal, aku harus bertungangan dengan pria itu. Jika aku tidak ingin
bertunangan dengan pria itu aku keluar dari rumah. Ayahku mungkin ingin
menjodohkanku agar ayah bisa berinvenstasi dengan perusahaan pria itu dengan
mudah, dan karena aku tidak ingin dijodohkan jadi aku memilih untuk diusir
keluar dari rumah” jawab Hinata.
“ohhh, jadi begitu!” balas Naruto.
Setelah
mendengar penjelasan Hinata, Naruto berusaha untuk menghiburnya.
“yosshaa, karna sekarang kamu
tidak tahu mau kemana! Bagaimana kalau ke tempatku saja? Tanya Naruto.
“apakah
boleh?”
“tentu
saja”.
Mereka pun berjalan bersama menuju rumah
Naruto. Sesampainya di rumah Naruto, tiba-tiba Hinata kembali pingsan. Ternyata
Hinata terkena deman, deman yang sangat tinggi sehingga ia terlihat seperti
orang yang sakit parah. Seketika itu juga Naruto menjadi panik dan tidak tahu
harus melakukan apa. Karena kepanikannya itu, dia langsung menelepon temannya
yang bernama Sakura yang belajar tentang pengobatan
“Halo? Sakura, bagaimana cara
menurunkan panas orang yang sedang demam? Tanya naruto langsung pada intinya.
“hah? Kenapa pagi-pagi begini
kamu meneleponku hanya untuk bertanya itu? Aku sibuk tahu!” jawab Sakura.
“Sakura cepatlah katakan padaku caranya, ini
keadaan darurat” kata Naruto.
“baiklah jika ini keadaan
darurat. Naruto dengar baik-baik yang akan kukatakan dan lakukan dengan benar” kata Sakura.
Sakura
pun menjelaskan kepada Naruto apa yang harus ia lakukan dan alat-alat apa saja
yang akan dipakai. Beberapa jam kemudian Hinata terbangun dan melihat Naruto
sedang tertidur di kursi di samping tempat tidur sambil menunggu Hinata untuk
tebangun. Karena tidak ingin membangunkan Naruto dari tidurnya, Hinata pergi
keluar diam-diam untuk mengambil udara segar. Setelah Hinata keluar, Naruto pun
terbangun dan kaget melihat Hinata sudah tidak berada di kamar. Naruto langsung
berlari keluar rumah untuk mencari Hinata, padahal Hinata hanya keluar untuk
mencari udara segar. Ketika Naruto bertemu dengan Hinata, dia langsung berlari
ke arahnya dan memeluknya.
Hinatapun
berkata “Na-Naruto, kamu kenapa?”
“Kamu tidak apa-apa? apakkah
sudah tidak sakit lagi?
Tanya Naruto khawatir.
“aku tidak apa-apa kok, tenang
saja” jawab Hinata sambil
membalas pelukan Naruto.
Mendengar
bahwa Hinata baik-baik saja Naruto pun lega. Naruto pun mengajak Hinata kembali
masuk karena keadaan Hinata belum pulih sepenuhnya. Dua hari pun berlalu selama
Hinata tinggal di rumah Naruto. Entah kenapa sejak bangun di pagi hari Hinata
memiliki perasaan buruk bahwa sore nanti akan terjadi kejadian yang tidak
mengenakkan. Hinata pun berkata dalam hatinya kenapa dengan perasaan ini? Pertanda
apakah ini? Dan juga kenapa ayah dan ibu tidak mencariku selama dua hari ini?
Apakah mereka tidak menyayangiku?. Melihat kelakuan Hinata yang menjadi
aneh Naruto bertanya kepada Hinata
“kamu kenapa? Apa ada yang
salah?” tanya Naruto,
“nggak, aku nggak apa-apa
kok, kamu nggak usah khawatir mending kamu pergi ke luar untuk membeli makanan
kita untuk nanti malam”
kata Hinata,
“baiklah, aku pergi dulu
yahh” jawab Naruto.
Sore
hari pun datang, Hinata semakin takut karena di rumah tidak ada siapa-siapa
karena Naruto belum juga kembali dari supermarket. Karena lelah menunggu
Hinatapun tertidur. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah Naruto dan
mengetuk pintu rumah Naruto. Mendengar pintu rumah diketuk, Hinata pun bangun
dan membukakan pintu tersebut karena Hinata mengira bahwa itu Naruto yang
kembali dari supermarket. Dan ternyata, itu adalah ayah, ibu dan kakak-nya yang
ingin membawanya pulang ke rumah.
“ayo Hinata kamu pulang
sekarang!” paksa ayahnya sambil menarik lengannya.
“aku tidak mau pulang, apa
lagi kalau harus dijodohkan dengan pria yang bahkan tidak kukenal” kata
Hinata.
“tidak, pokoknya kamu harus
pulang sekarang” paksa ayahnya.
Ayahnya
pun menyeret Hinata masuk ke mobil. Karena tidak mau masuk ke dalam mobil,
Hinata pun memanggil nama Naruto dan meminta tolong.
“ NARUTOOO, tolong akuu !!!!” teriak Hinata kencang.
Naruto
yang sudah berada di dekat rumah mendengar suara Hinata minta tolong langsung
meninggalkan barang bawaannya dan berlari menujuh ke arah Hinata dan berkata :
“lepakan Hinata!”
“kau jangan ikut campur ini
urusan keluarga, orang luar tidak ada hubungannya dengan ini” bantah
ayah Hinata.
“ini bukan tentang ada
hubungannya atau tidak ada hubungannya, ini tentang perasaan anak anda. Anda
tidak bisa memaksakan kehendak anda kepada anak anda. Apalagi dia ini anak
perempuan, tidak bisakah perlakuan anda kepadanya diperlembut sedikit ?!” kata Naruto tegas.
“diam kau, kalau aku bilang
kau tidak ada hubungannya maka kau jangan ikut campur urusan ini. Ini adalah
masalah keluargaku jadi, orang luar diam saja! Ayah Hinata mempertegas perkataannya yang
sebelumnya.
Karena
kesal mendengar perkataan ayah Hinata kepada Naruto bahwa ia tidak memiliki
hubungan apapun dengan kejadian itu, Naruto pun berteriak dengan suara kencang :
“tentu ada hubungannya
denganku, karena selama ini aku-a-aku-AKU MENCINTAI HINATAAA!!!, jadi, sudah
pasti ada hubungannya”.
Mendengar
itu Hinata kaget dan bertanya kepada Naruto untuk memastikan jika perkataan
Naruto yang tadi itu benar atau hanya omong kosong belaka.
“apakah itu benar bahwa kau
mencintaiku, Naruto?”
tanya Hinata.
“itu benar aku menyukaimu
dari dulu, saat pertama kali aku melihatmu waktu kira-kira sebulan yang lalu
aku langsung jatuh cinta padamu, itu adalah Cinta pada pandangan pertama.” Kata Naruto.
“jadi kau pernah melihatku
sebelum kita berdua bertemu?”
tanya Hinata,
“iya, aku melihatmu duduk di
teras rumahmu, semenjak waktu itu aku selalu melihatmu berada di situ, saat
itulah aku langsung jatuh cinta padamu, jadi tolong ayah dan ibu Hinata tolong
restuilah hubunganku dengan Hinata jangan biarkan dia menikah dengan orang yang
bahkan tidak dikenalnya, tolonglah”
Naruto bermohon kepada kedua orangtua Hinata.
“iya, itu benar ibu, ayah,
Hinata berhak memilih cintanya sendiri!” bela kakak Hinata mendukung perkataan Naruto.
Hinata
pun ikut bermohon kepada kedua orang tuanya “ayah, ibu, tolonglah aku ingin bersama orang yang aku cintai dan
mencintaiku” kata Hinata.
Melihat
kedua anaknya bermohon tergeraklah hati kedua orang tua itu dan merekapun
berkata :
“baiklah, kalian akan kami
restui tapi, Naruto, kamu harus berjanji satu hal pada ku!” kata ibu Hinata,
”apa itu, ?”, tanya Naruto
“berjanjilah bahwa kau akan
membahagiakan Hinata dan jangan biarkan dia mengeluarkan setetes air matapun
untukmu jika kau melakukan sesuatu hal yang buruk!” tegas ibu Hinata.
“baiklah aku berjanji!” jawab Naruto.
“aku serahkan anakku ini
padamu yahh, Naruto,!!” kata ayah Hinata.
Setelah
itu orang tua dan kakak Hinata pun kembali ke rumah. Naruto pun berkata sekali
lagi kepada Hinata :
“HINATA, AKU MENCINTAIMU,
MAUKAH KAU MENJADI PACARKU?”
tanya Naruto.
Dengan
air mata kebahagiaan yang mengalir, Hinata berkata :
“IYA, AKU MAU. Karna aku juga
MENCINTAIMU, NARUTO”.
Mereka
pun hidup bahagia selamanya.
Setelah
kejadian itu, kedua orangtua Hinata meminta maaf kepada orangtua Kiba karena
pertunangan Kiba dan Hinata dibatalkan. Dan karena itu juga hubungan Hinata
dengan orangtuanya menjadi lebih dekat dan saling mengisi kekosongan pada waktu
luang mereka.
‘The End’
Maaf jika ceritanya dan penulisan
kata/kalimatnya tidak jelas. Maklum, ini FanFic pertama saya !!!
By : Desinta G.Wawointana
Inspirated from : Naruto Shippuudent